Setelah aksinya diketahui polisi, akhirnya suami Lorena menjalani pemasangan penis kembali.
Di rumah sakit yang sama, Lorena menjalani pemeriksaan tentang pemerkosaan.
John diadili pada November 1993 karena penyerangan seksual dalam perkawinan, namun dinyatakan tidak bersalah.
Pria itu membantah dirinya melakukan kekerasan rumah tangga, dan justru meyebut bahwa Lorena adalah wanita pecemburu dan suka memukulnya.
John mengklaim ia memukul Lorena hanya untuk membela diri.
Terkait aborsi, pengacara John menambahkan bahwa itu adalah keputusan mereka bersama.
Lorena kemudian menjalani persidangan pertamanya pada 1994 dan kemudian pada 21 Januari 1994 ia dinyatakan tak bersalah.
Setelah pembebasannya, Lorena dikirim ke rumah sakit untuk evaluasi psikiatri 45 hari, seperti yang dipersyaratkan oleh hukum negara bagian Virginia, setelah itu dia dibebaskan.
Kisah serupa juga pernah dialami seorang pria asal Taiwan.
Dilansir dari Kompas.com, pria itu mengaku kehilangan alat kelaminnya saat tidur lantaran dipotong oleh sang pacar dan dibuang ke toilet.
Saat bangun dari tidur, pria yang hanya disebutkan bermarga Huang itu meringis kesakitan usai tahu alat kelaminnya telah terpotong dan mengalami pendarahan hebat seperti yang diwartakan media lokal Taiwan.