"Jika seseorang test swab, hasilnya akan diinput ke dalam NAR, data NAR akan masuk ke PL (PeduliLindungi) karena sudah terhubung," kata Widyawati saat dihubungi, Senin (13/9/2021). Widyawati mengatakan, tidak semua tempat swab test hasil tesnya akan terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi. "(Hanya) yang masuk dalam NAR," ujar dia.
DikutipKompas.comdari situs litbang.kemkes.go.id, ada 835 laboratorium jejaring pemeriksa Covid-19 yang menginput data ke NAR dalam 3 minggu terakhir.
Sementara, dalam rapat dengan Komisi IX DPR pada Senin ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa orang-orang yang positif Covid-19 akan memiliki status warna hitam dalam aplikasi PeduliLindungi miliknya.
Budi mengatakan, selain terkoneksi dengan hasil tes Covid-19, aplikasi PeduliLindungi juga terkoneksi dengan data vaksinasi Covid-19 seseorang.
Dengan demikian, aplikasi itu akan berfungsi sebagai alat screening dari masyarakat yang hendak beraktivitas di tempat publik untuk kegiatan perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor/pabrik, keagamaan, dan pendidikan.
"Sehingga pada saat setiap kali mereka melakukan aktivitas yang 6 (kegiatan) tadi ketahuan statusnya seperti apa dan nanti statusnya ini akan menentukan apakah yang bersangkutan boleh masuk atau tidak, itu fungsi screening dari PeduliLindungi," kata Budi.
PandemiCovid-19yang sudah berjalan satu tahun lebih, menjadi tantangan yang sejauh ini masih terus dihadapi.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani pandemiCovid-19, adalah dengan terus meningkatkan ketaatan masyarakat terhadapprotokolkesehatan.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan saat ini pemerintah mulai menerapkan protokol kesehatan digital.
Penerapanprotokolkesehatandigital tersebut, kata Sonny, diterapkan pemerintah melalui aplikasiPeduliLindungi.
Dilansir dariTribunnews.com,melalui aplikasiPeduliLindungi, pemerintah dapat melakukan skrining terhadap orang yang akan melakukan aktivitas atau memasuki tempat tertentu.