Ajeng mulai bercerita setelah tinggal dengan orangtua angkatnya, dia sempat beberapa kali pindah.
DariJakartapindah keBlitar, dan sempat berpindah keKalimantan.
Saat berada diBlitarini Ajeng mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan bahkan sampai ke kekerasan fisik.
Bahkan saat masih duduk di bangku kelas 4 atau 5 SD ia sempat berpikiran akan kabur dari rumah.
“Saat itu hanya bisa mencatat di buku diary, mau kabur masih takut. Sempat dengar kalau aku bukan anak kandung,” kata dia.
Pada saat duduk di bangku SMP, Ajeng disuruh untuk membersihkan kamar orangtuanya.
Saat itu, Ajeng menemukan dokumen hak asuhnya yang menunjukkan bahwa dirinya bukan anak kandung.
Tak hanya dokumen yang ia temukan, tetapi dia juga menemukan fotokopi KTP ibu kandungnya yakni D.
Ajeng lalu menceritakan temuannya kepada guru Bimbingan Konseling (BK).
Ia berharap ada jalan keluar yang diberikan oleh sang guru. Pada saat itu, Ajeng juga berharap guru BK tidak menceritakannya kepada orangtuanya.
Source : Kompas.com Tribun Jateng
Editor : Grid Pop
Baca Lainnya
Latest


