Terlebih, spora atau jamur sulit dilihat dengan mata telanjang.
Orang yang menghirup spora, biasanya terbantu berkat sistem kekebalan tubuh dengan batuk atau bersin, sehingga tak membuat spora masuk lebih jauh ke dalam tubuh.
Akan tetapi, dalam kondisi sistem kekebalan tubuh yang lemah dan sensitif, reaksi alergi bisa saja timbul.
"Bagi beberapa orang dengan asma yang sensitif terhadap spora jamur, itu dapat bertindak sebagai pemicu, menyebabkan gejala asma menjadi lebih buruk," lanjut Kenny menjelaskan bahwa spora Aspergillus fumigatus dapat menyebabkan infeksi paru-paru.
Tak sampai di situ, melansir laman Thesun.co.uk, menjemur pakaian dalam ruangan juga berisiko menempelkan polutan atau polusi dalam ruangan yang membuat racun berbahaya masuk ke dalam tubuh.
"Efek polusi udara luar pada kesehatan sudah banyak diketahui, tetapi udara beracun di rumah juga bisa menjadi pembunuh yang tidak terlihat, terutama bagi 5,4 juta orang dengan asma di Amerika," ucap Dr. Andy Whittamore, kepala klinik di Asthma UK.
Tak hanya berisiko bagi penderita asma, tapi menjemur pakaian di dalam ruangan juga berisiko pada lansia, bayi, anak-anak, penderita eksim, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bukan hanya kuman, tungau, spora dan polusi dalam ruangan yang masuk ke dalam tubuh, menjemur pakaian dalam ruangan juga berisiko menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Selain berkembang biak pada genangan air, nyamuk juga kerap hinggap di pakaian yang dijemur dalam ruangan, terutama pada pakaian bekas pakai.
Pasalnya, nyamuk diyakini sangat menyukai aroma keringat manusia.
Nyamuk yang berkembang biak ini dapat menyebakan munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD), yang berasal dari gigitan nyamuk aedes aegypti.