Tetapi seiring bertambahnya usia, dia menjadi 'tidak dapat diatur' dan pemiliknya menyumbangkannya ke kebun binatang.
Meskipun adaptasi simpanse ini dengan kehidupan kandang simpanse umumnya baik, ia selalu mengalami kesulitan untuk mengambil hati hewan lain.
Chita bahkan terluka parah dalam perkelahian dengan simpanse jantan lainnya pada 2008.
Terlepas dari keputusan kebun binatang untuk melarang Adie mengunjungi Chita, ada kekhawatiran bahwa primata itu tidak akan pernah dapat berintegrasi dengan baik dengan simpanse lainnya.
Pada 2014, Direktur Pusat Studi dan Konservasi Kera Lester Fisher Stephen Ross dan Hani Freedman melakukan penelitian yang menemukan bahwa simpanse yang dipisahkan dari induknya pada usia muda dan dibesarkan terutama oleh manusia menunjukkan “kekurangan dalam kemampuan sosial” dengan simpanse lain saat menjadi lebih tua.
Meskipun hubungannya dengan Adie istimewa, Chita dikenal sangat interaktif dengan manusia lain, sementara dia tetap diabaikan oleh sesama simpanse
Terkait kejadian ini, rupanya sebuah penelitian yang menemukan bahwa ada perubahan pada perilaku simpanse yang seringkontak erat dengan manusia.
Hal itu diutarakan oleh seorang peneliti dari Arizona State University, Kevin Lee, seperti dikutip melalui National Geographic Indonesia.
“Simpanse merupakan makhluk yang sangat cerdas dan mudah beradaptasi,” kata Kevin Lee, peneliti dari Arizona State University.
“Beberapa laporan tentang simpanse di penangkaran maupun di alam liar, mereka yang memiliki kontak lebih sering dengan manusia, menunjukkan beberapa perilaku yang tidak ditemukan pada populasi yang lebih terpencil,” paparnya.
Simpanse yang berada di wilayah dengan dampak manusia tinggi, menunjukkan bahwa hilangnya 88% perilaku mereka lebih banyak, dibanding yang jarang kontak dengan manusia.