Bom di pinggangnya meledak. Tubuhnya penuh darah. Komandan perang itu terluka parah. Tapi nyawanya masih selamat.
"Dia sempat dirawat warga, " katanya
Letnan Kusni harus berjuang untuk mempertahankan hidup.
Luka di tubuhnya parah. Ia harus segera memeroleh tindakan medis untuk sembuh.
Tetapi tidak mudah untuk mencari pertolongan medis di zaman genting itu.
Musuh mengintai dimana-mana dan siap membunuh. Warga atau pejuang harus diam-diam mencari pertolongan.
Hingga seorang dokter di KabupatenPurbalinggatergerak membantu.
Aryoto lupa hafal nama dokter itu. Tetapi ia menyatakan dokter yang disebutnya pejuang itu merupakan dokter pertama diPurbalingga.
Ia ikut berjuang dengan cara membantu memberikan layanan kesehatan ke pejuang. Ia diam-diam menyuplai obat ke pejuang yang sakit atau terluka.
Tapi ia harus hati-hati melakukannya. Jika aksinya bahayanya itu ketahuan Belanda, nyawanya jadi taruhan.
"Dia juga pejuang, pertama ada dokter diPurbalinggaya itu, " katanya.
Saat Letnan Kusni terluka hingga nyawanya dalam bahaya, dokter itu berusaha menyembuhkannya.