Pasalnya saat istri Wang hamil, kehamilannya tak berjalan lancaran akibat dari adanya komplikasi yang diderita.
Kehamilan tersebut terpaksa harus digugurkan dengan alasan menyelamatkan nyawa sang istri.
Akibat emosi, Wang pun melayangkan protes pada apotek yang menjual kondom.
Disebutnya bahwa apotek menjual kondom palsu, dan protes itu langsung dibantah oleh pihak apotek.
Hingga akhirnya, pihak apotek berniat hendak melakukan tindakan hukum guna meminta kompensasi pada pihak penyuplai kondom.
Beruntungnya perusahaan penyuplai bersedia membayar kondom dan kontrasepsi yang sebelumnya dibeli Wang namun tetap kekeuh bahwa produknya tak bermasalah.
Wang tetap merasa keberatan lantaran istrinya mengalami trauma secara emosional akibat kehamilan yang bermasalah hingga berujung digugurkan.
Dilansir dari TribunTimur.com, tim jasa layanan customer bahkan sempat mempertanyakan terkait cara Wang menggunakan kondom sudah benar atau belum.
Jika belum, maka tim jasa layanan menawarkan bantuan panduan untuk menggunakannya.
Wang sempat ragu dan tak yakin dengan jawaban yang ia berikan.