Mengapa?
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, diungkpakan pencapaian tersebut merupakan kali pertama bagi wakil Indonesia di nomor ganda putri cabang olahraga bulu tangkis.
Sejak penyelenggaraan olimpiade pertama di Barcelona, Spanyol pada 1992 silam, belum ada nomor ganda putri yang berhasil melaju hingga ke babak semifinal.
Terdapat dua pasangan pebulu tangkis ganda putri yang diturunkan oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada Olimpiade Barcelona 1992.
Dua pasangan perdana yang membuka kiprah Indonesia di nomor ganda putri cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade saat itu, adalah Erma Sulistianingsih/Rosiana Tendean serta Finarsih/Lili Tampi.
Finarsih/Lili Tampi melaju hingga babak perempat final, sebelum dikalahkan wakil Korea Selatan Gil Young-ah/Shim Eun-jung.
Sejak saat itu, babak perempat final menjadi pencapaian terbaik para wakil ganda putri Indonesia di kancah cabang olahraga (cabor) bulu tangkis Olimpiade.
Catatan tersebut dibukukan oleh Eliza Nathanael/Zelin Resiana (pada Olimpiade Atlanta 1996) dan Etty Tantri/Cynthia Tuwankotta (Olimpiade Sydney 2000).
Greysia Polii yang masih berpasangan dengan Meiliana Jauhari pada Olimpiade London 2012, sebenarnya mendapat kesempatan untuk melaju ke babak perempat final nomor ganda putri.
Dua kemenangan yang diraih Greysia Polii/Meiliana Djauhari menempatkan mereka di posisi kedua pada fase penyisihan grup C nomor ganda putri cabor bulu tangkis Olimpiade London 2012.
Hanya saja, mereka terkena hukuman diskualifikasi dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) atas sangkaan mencederai asas sportivitas ketika berlaga kontra Ha Jung-eun/Kim Min-jung di laga pamungkas.