Sementara pasien Covid-19 yang belum mendapatkan vaksin sama sekali hanya 84 persen yang sembuh.
"Dibandingkan dengan orang yang belum mendapatkan vaksin, mereka sudah telindungi dari risiko kematian sebanyak 73 persen," jelasnya.
Orang yang telah divaksin, masih tetap berpeluang terinfeksi virus corona. Hanya saja, menurut para ahli, resiko untuk menjadi parah, menurun drastis.
Melansir dari Tribunnews, sebuah studi baru dalam jurnal Nature pun baru-baru ini memberikan kabar positif bahwa suntikan kedua vaksin Covid-19bisa mendorong sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
Tapi, salah satu hal yang membuat banyak orang masih terheran-heran adalah orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 dua kali masih bisa terinfeksi virus corona Covid-19.
Para peneliti di King's College London menganalisis data dari peserta yang mencatat gejalanya dan status vaksinasinya di aplikasi Studi Gejala COVID ZOE Inggris antara 8 Desember 2020 dan 14 Mei 2021, termasuk 1.102.192 orang yang telah divaksinasi.
Para peneliti secara rinci 2.278 orang dewasa yang positif Covid-19 setelah vaksinasi dan membandingkannya dengan orang dewasa negatif Covid-19 yang sudah vaksinasi serta orang dewasa positif Covid-19 yang belum vaksinasi.
Tim peneliti fokus pada infektif virus corona yang berkembang lebih dari 14 hari setelah menerima satu dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca, yakni ketika kekebalan mulai berkembang.
Studi tersebut menemukan bersinadalah satu-satunya gejala virus corona Covid-19 yang paling umum dialami dan dilaporkan oleh orang yang sudah vaksin Covid-19.
Secara umum dilansir dari Express, gejala virus corona ini mirip dengan orang dewasa yang belum vaksinasi, seperti anosmia, batuk, demam, sakit kepala dan kelelahan.
Tapi, vaksinasi nampaknya telah membantu meringankan gejala virus corona tersebut.