"Sudah pake oksigen dan diinfus, saya dipantau 2 dokter, Dokter Budi Antariksa ahli paru RS Persahabatan dan ibu Dokter Rina dari KICI (Komunitas Ibu Cerdas Indonesia)," terang Eddies.
Suster setiap hari visit ke rumah saya sampe 3x terus memantau kondisi saya." ungkap Edies lagi.
Di dalam kondisi seperti itulah Eddies hanya mampu berpasrah diri pada Sang Kuasa.
"Saya hanya bisa istighfar dan terus minta kesembuhan sama Allah SWT," kenang Eddies.
Seperti yang informasi yang beredar, varian delta sangat menular dan merupakan varian paling menular di dunia saat ini.
Diberitakan Kompas.com, varian delta 25 persen kali lebih mudah menular daripada starin SARS-CoV-2 asli.
Sebuah studi pracetak dari China menemukan bahwa orang yang terinfeksi delta memiliki - rata-rata - sekitar 1.000 kali lebih banyak salinan virus di saluran pernapasan mereka daripada mereka yang terinfeksi dengan jenis aslinya, dan menular lebih awal dalam perjalanan penyakit mereka.
Orang yang terinfeksi varian Delta memiliki gejala yang berbeda dengan yang terinfeksi varian SARS-CoV-2 asli.
Beberapa dokter dan departemen kesehatan masyarakat telah melaporkan bahwa orang yang terinfeksi delta memiliki gejala yang berbeda dari gejala awal Covid-19 klasik seperti batuk, kehilangan rasa atau penciuman, dan demam.
Sekarang, beberapa gejala yang lebih umum adalah pilek, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Ini menurut ZOE COVID Study, sebuah proyek penelitian berbasis aplikasi yang sedang berlangsung yang berbasis di Inggris.