Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia, aktivis hak asasi veteran yang berbasis di AS Harry Wu dari Laogai Research Foundation, menceritakan bagaimana pengalamannya membuatnya yakin bahwa kanibalisme memang terjadi dalam skala besar.
Dia berkata: "Baru-baru ini, saya telah menerima artikel lain. Ini adalah dokumen resmi yang dikirim untuk diteruskan ke kantor di provinsi Gansu."
"Ini menunjukkan kepada Anda, waktu dan unit kerja di pedesaan tempat orang-orang itu berada, beserta nama-nama yang terlibat, siapa yang mereka makan, dan bagaimana mereka memakannya."
"Contohnya yang satu ini: Ma Waiyou, dari komune Maiji, desa Xinmin. Status: petani biasa. Dia makan Chen Zaxi. Hubungan: pasangan. Dia makan istrinya sendiri. Dia menggali tubuhnya dan memasaknya.'"
"Ini yang lain: Yang Wenyi dan Yuan Shuying dari desa Houxiyan bersama total delapan orang, menggali tubuh seorang anak, memasak dan memakannya," ujar Wu, memberi contoh kengerian dalam data yang benar-benar tercatat.
Hal ini juga dikonfirmasi dalam sebuah wawancara denganAFP.
Seorang anggota berpangkat tinggi dari penyelidikan resmi rahasia awal tahun 1980-an terhadap barbarisme yang disponsori Mao yang tak mau disebut namanya, mengungkapkan kengerian itu.
"Semua kanibalisme disebabkan perjuangan kelas yang dipelintir dan dipakai untuk mengekspresikan semacam kebencian," ujarnya.
"Pembunuhan itu mengerikan, lebih buruk dari binatang buas," tambahnya.
Sorang anggota tim penyelidik senior yang berusaha menyebarkan kesadaran akan masa lalu kelam ini, juga mengaku pada AFPbahwa usahanya telah ditekan Kader tersebut pernah menulis sebuah artikel untuk majalah China liberal bersirkulasi kecil, menjelaskan temuan investigasi itu.
Baca Juga: Ubah Wisma Atlet Jadi RS Darurat untuk Lawan Covid-19, Menteri PUPR: Seratus Persen Sudah Selesai