Setelah kematian Henry VIII, Elizabeth berada di garis ketiga sebelum adiknya Edward dan kakaknya, Mary.
Satu-satunya anak lelaki Raja Henry meninggal diusia 15 tahun karena menderita TBC. Ia hanya bisa memerintah selama tahun.
Sedangkan penerus kedua, Mary, juga tidak lebih baik. Akhirnya hanya tinggal Elizabeth yang sudah belajar menjadi pemimpin dari ayahnya sendiri, yang akhirnya berkuasa.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, disebutkan di bawah kekuasaan Ratu Elizabeth I, Kerajaan Inggris meraih era keemasannya.
Selain cerdas, Elizabeth juga menguasai enam bahasa. Prioritas utama saat menjadi ratu adalah mendirikan kembali Gereja Inggris dengan mengeluarkan Undang-undang Supremasi.
Era keemasan ini juga menandakan lahirnya era perdamaian dan kemakmuran. Seni begitu berkembang dengan dukungan Elizabeth.
Dia menyukai musik dan bisa memainkan lute, alat musik semacam kecapi.
Selain itu, dia juga gemar berdansa dan menyaksikan pertunjukkan drama.
Dalam eranya, seniman hebat seperti William Shakespeare dan Christopher Marlowe mendapat dukungan penuh dari ratu untuk menciptakan karya seninya. Potret-potret Elizabeth pada lukisan memperlihatkan dirinya sebagai pecinta fesyen.
Dia menyukai perhiasan, pakaian indah, dan bahkan busananya terbuat dari emas dan perak.
Dengan riasan, Elizabeth memiliki penampilan khas pucat yang dramatis pada wajahnya.