Harrison mengatakan dia berada di toilet ketika dia menyadari kapal mulai terbalik dan tenggelam. Dalam keadaan panik, ia berhasil menemukan jalan ke area yang dekat dengan kantong udara yang menjadi ruang baginya untuk bernapas.
Selama dua hari, dia yang hanya mengenakan pakaian dalam berada dalam keadaan gelap dan dingin.
Momen itu adalah saat yang sangat berbahaya karena air mungkin saja akan memenuhi ruangan tersebut, tapi untungnya hal buruk itu tidak terjadi.
"Situasi di sekitar saya sangat gelap dan berisik, saya menangis dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar saya dapat diselamatkan. Saya sangat lapar dan haus,” katanya.
Namun, dia beruntung karena setelah 60 jam berada di sana, tim penyelam dari Afrika Selatan datang dengan tujuan untuk memeriksa kapal tunda dan mencari mayat-mayat. Mereka pun dibuat kaget saat melihat Harrison berada di sana.
Harrison mengulurkan tangannya dengan lembut untuk menyentuh lengan penyelam agar tidak membuat takut.
Dia kemudian menarik lengan penyelam tersebut dan melambai.
Meski begitu, ada tantangan saat hendak membawa Harrison ke permukaan dengan selamat.
Setelah sekian lama berada di laut asin, Harrison telah menyerap banyak nitrogen yang memiliki potensi berbahaya untuk nyawanya.
Dengan demikian, tim penyelam harus terampil menyesuaikan tingkat gas di tubuh Harrison dan menaikkannya secara perlahan.