Kontraksi otot ini mengakibatkan gerakan otot dan postur tubuh menjadi tidak normal, sehingga sulit bagi individu untuk mengontrol gerakannya.
Gerakan yang terjadi biasanya berpola dan berulang. Distonia juga bisa menyerang bagian tubuh mana saja, termasuk kelopak mata, wajah, rahang, leher, pita suara, batang tubuh, anggota tubuh, tangan, dan kaki.
Tak hanya gerakan dan postur tubuh abnormal, gejala lain distonia juga bisa berupa depresi dan kecemasan.
Berikut berbagai gejala yang kerap terjadi pada pasien distonia yakni bagian tubuh tertekuk atau dipelintir ke posisi tidak normal.
Gerakan tubuh berulang dan berpola, yang mungkin menyerupai tremor. Gejala dapat memburuk atau hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Gerakan dan postur akibat ditonia juga bisa diredakan sementara waktu dengan sentuhan lembut atau tindakan spesifik yang disebut trik sensorik.
Ferry Irawan hanya bisa meminta doa dari seluruh masyarakat Indonesia, untuk bisa sembuh dan kembali beraktivitas lagi.
"Saya cuma bisa minta doa dari semua aja biar saya sehat bisa beraktivitas lagi," ujar Ferry Irawan.
GridPop.ID (*)