Pristiawan menerangkan bahwa pihak keluarga awalnya membawa H ke RSU PKU Bantul, namun karena kondisi antrean yang terlihat begitu banyak, maka pihak keluarga memutar otak dan mencari cara lain.
"Mulai RS PKU Bantul kan penuh. Termasuk salah satunya belum dites.
Nah, dia nemu klinik di daerah Krapyak, mobilnya berhenti dan mereka swab antigen di klinik tersebut. Karena beberapa RS didatangi syaratnya harus swab antigen," terang dia.
Usai mengetahui hasil tes bahwa benar H positif Covid-19, kondisinya kian menurun dan kemudian pihak keluarga membawanya ke rumah sakit terdekat.
"Mobil itu berhenti diparkiran. Tapi kan sekarang RSU Patmasuri dijadikan shelter.
Saat meminta tolong perawat untuk menurunkan dari mobil, ternyata perempuan itu sudah meninggal," jelas Pristiawan.
Kemudian kepala dukuh tempat H tinggal menghubungi Posduk Satgas Covid-19 dan tak berselang lama tiba di lokasi untuk memastikan kondisi mendiang.
Saat hendak di bawa ke rumah sakit agar ditangani terlebih dahulu, jenazah pasien Covid-19 itu harus antre sampai pagi di RS PKU Bantul.
"Saat itu antrean di RS PKU Bantul sampai pagi. Kami tanya bisa gak sampai pagi kami tunggu, karena paling tidak jenazah dititipkan dulu lah di rumah sakit.
Biar gak di dalam mobil. Karena pihak shelter RSU Veteran Patmasuri teriak-teriak mulu. Bagaimana ini," ungkap dia.