"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya," tutur Zul Asteria dengan tegar mengenang kepergian sang putra, seperti dikutip Kompas.com dari rilis PBSI, Senin malam.
"Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat.
Saya kira tadi hanya stroke karena dia kan punya darah tinggi, terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah."
"Saya berdoa begitu, tapi ternyata Mas Kido diambil (Tuhan)," kata ibunda Markis Kido menambahkan.
Telah pensiun dari dunia olahraga sebagai atlet bulu tangkis, namun Markis Kido tak lantas meninggalkan profesi yang membesarkan namanya tersebut.
Alhasil Markis Kido memilih untuk menjadi pelatih bulu tangkis.
Tak hanya itu, Markis Kido bahkan masih rutin bermain bulu tangkis tiap hari Senin di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang.
Sampai ia tutup usia pun rasa cintanya pada bulu tangkis masih amat lekat.
Dilansir dari Wartakotalive.com, sementara itu adik kandung Markis Kido, Bona Septanto mengaku sangat kehilangan sosok kakak sekaligus ayah baginya.
"Kido merupakan sosok yang luar yang biasa dalam keluarga karena dapat menggantikan ayah dan menjadi kaka yang terbaik serta dapat bertanggungjawab kepada keluarga," ucap Bona Septano di TPU Kebon Nanas, Jakarta Timur pada Selasa (15/6/2021).
"Kido selalu memperhatikan mama, adik-adiknya dan keluarganya, kami sekeluarga merasa kehilangan Kido," ungkapnya.