"Kami akan selenggarakan 'live streaming' Pekan Budaya selama satu jam tiap harinya mulai pukul 19.30 WIB," ujarnya.
Pekan Budaya terdiri dari sejumlah mata acara, antara lain, parade tari musik dan wayang orang.
Tri mengatakan, Pekan Budaya diselenggarakan sebagai wujud implementasi salah satu dari ajaran Tri Sakti dari Bung Karno, yaitu berkepribadian dalam kebudayaan.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan di tengah jalan nanti Pemkot Blitar memperbolehkan kunjungan masyarakat pada rangkaian mata acara Bulan Bung Karno jika terjadi kemajuan dalam status penyebaran Covid-19.
"Misalnya nanti Kota Blitar turun ke zona kuning, panitia akan mengajukan izin ke Ketua Satgas Covid-19 untuk membuka acara bagi penonton meskipun dengan batasan prokes," ujarnya.
Tanpa arak-arakan
Sebelum pandemi Covid-19, Bulan Bung Karno diawali dengan serangkaian acara ritual menjelang Hari Lahir Pancasila termasuk arak-arakan lima gunungan yang berakhir di Alun-alun Kota Blitar.
Pawai lima gunungan biasanya juga diikuti oleh puluhan peserta pawai yang mempertontonkan beragam simbol yang berkaitan dengan Soekarno, Pancasila dan Burung Garuda dalam ukuran raksasa.
Kegiatan itu, biasanya dihadiri ribuan penonton yang berjejal di sepanjang jalan protokol Kota Blitar hingga Alun-alun yang ada di seberang Balai Kota.
Tri memastikan acara tersebut ditiadakan dari daftar mata acara Bulan Bung Karno 2021.
Memperingati kelahiran Bung Karno, ujarnya, akan diselenggarakan selamatan sederhana di Istana Gebang dengan undangan terbatas.