Dalam menghadapi varian virus yang muncul ini, Dicky mengingatkan, vaksinasi bukan satu-satunya jalan keluar dalam upaya mengatasi pandemi.
"Jangan terlalu fokus pada vaksin, karena ingat ya walaupun B.1.1.7 tidak lebih membuat parah, tidak lebih mematikan, itu beda ya," kata Dicky.
Ia juga mengingatkan soal tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh varian B.1.1.7.
Dicky mencontohkan, jika angka kematian dari orang yang terjangkit B.1.1.7 sebesar 1 sampai 2 persen, dampaknya bisa besar.
Hal ini berkaitan erat dengan jumlah penularan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat penularan, semakin banyak yang orang rentan mengalami kematian.
"Dan beda, misal fatality rate-nya 1 persen atau 2 persen misalnya. 1 atau 2 persennya dari 10.000 itu berbeda banget," kata Dicky.
Pada kondisi paling parah, jika terjadi lonjakan kasus akibat varian B.1.17, maka akan memengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, perlu ada kewaspadaan yang tinggi untuk menghadapi varian B.1.1.7 yang lebih menular ini.
Dicky juga menekankan, penanganan mendasar pandemi Covid-19 adalah dengan menjalankan 5T dan 3M secara ketat.
Melansir dari Kontan.co.id yang mengutip dari Times of India, National Health Service (NHS) pun menyoroti gejala Covid-19 yang kerap dialami pasien saat terinfeksi virus corona jenis baru ini.