"Selama dia sakit itu, enggak pernah aku ninggalin dia. Jadi itu pertama kalinya seumur-umur selama dia sakit itu aku pergi. Tadinya, rencana kita itu pergi mau umrah bersama," lanjut Ririn.
Ririn menceritakan, saat itu mendiang suaminya tampak memaksanya tetap pergi umrah.
Sementara Ferry enggan ikut karena takut menyusahkan orang banyak saat umrah.
Bahkan, Ferry yang semangat menyiapkan segala keperluan Ririn, mulai dari baju, hijab hingga kaos kaki.
Ferry juga yang packing barang-barang tersebut ke koper
"Aku kayak orang setengah-setengah mau pergi. Tapi karena emang dia yang maksa buat pergi, sampai segitunya aku ngeliat, oh iya dia pengin didoain," jelas Ririn.
Ririn sebenarnya tak ingin tetap pergi umrah.
Namun, Ririn menetapkan pergi umrah karena Ferry berulang kali meminta didoakan.
"Dia selalu kasih kata-kata yang bikin aku kuat pergi, 'Kamu pergi, semoga dosa-dosa aku selama hidup tuh diampunin. Jadi kalau sampai aku ada apa-apa, dalam keadaan bersih'. Itu yang bikin aku terenyuh, ya sudah deh aku pergi," papar Ririn menghapus air matanya.
Ririn akhirnya pergi ditemani sang ibunda.