Ada pula yang beranggapan bahwa munculnya Mayang di Cendana saat Soeharto wafat dituding sebagai trik pelantun Harus Malam Ini itu untuk menjajaki kemungkinan masuk klan keluarga sang suami.
"Ini permainan Mayang. Tapi syukur, Ibu (Halimah-Red) tidak terpengaruh sama sekali dengan manuver-manuver murahan itu," kata seorang sumber yang tak ingin disebut namanya, dilansir dari GridPop.ID yang mengutip dari Kompas.com.
"Tujuannya jelas, ingin diakui. Tidak akan pernah terjadi itu.", kata sumber tersebut.
Sejak menikahi Mayangsari, Bambang Trihatmodjo pun dianggap tak seperti sosoknya yang dahulu.
"Saya sangat mengenal kedua sosok ini (Halimah-Bambang), mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Perhatian Mas Bambang terhadap keluarga, terutama anak-anaknya sangat luar biasa. Tapi, sekarang Mas Bambang gampang marah dan sering bengong," katanya.
Kontras dengan sederet pernyataan di atas, Halimah justru mendapatkan perlakuan istimewa dari Keluarga Cendana.
Halimah disebut-sebut menjadi menantu kesayangan mertuanya, mantan Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.
Kabar yang beredar mengatakan kalau Mayangsari selamanya tak akan bisa menggantikan posisi Halimah sebagai menantu keluarga Cendana.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh seorang kerabat dekat Cendana yang tidak mau disebutkan namanya yang dilansir dari GridPop.ID.
"Almarhum Ibu Tien Soeharto merupakan tokoh pendukung PP 10 tentang larangan poligami maksudnya kan jelas. Jadi, istri sah Bambang adalah Halimah, dan cucu yang sah adalah anak-anak Bambang dari Halimah. Sampai kapan pun dia (Mayang) tak akan diakui keberadaanya sebagai istri Bambang," tegasnya.