"Saya sempat berhenti sekitar dua menit setelah ban pecah. Karena posisinya tidak pas, lalu dimundurkan dan tak lama longsor terjadi di lokasi mobil berhenti," kata Enjang.
Enjang sebenarnya sudah turun dan hendak mengganti ban mobilnya. Namun, niat tersebut diurungkannya.
"Setelah itu saya ke luar bermaksud mengganti ban. Tapi saya buru-buru naik mobil lagi, setelah ada suara mirip meminta tolong dan minta ampun," ujar Enjang.
Enjang pun akhirnya menyuruh kerabatnya, Ade, menghubungi temannya di Majalengka untuk meminta tolong.
Beberapa jam kemudian, Sabtu (13/2/2021) dini hari, barulah pertolongan tiba.
"Yakni datang dua anggota polisi bersama sejumlah warga. Saya langsung plong dan sangat terharu, karena lepas dari suasana horor selama beberapa jam," ujar Enjang.
Belakangan Enjang mendapat kabar bahwa lokasi itu dulunya tempat pembuangan mayat penjahat yang terjaring operasi yang dikenal di masyarakat dengan sebutan "operasi petrus" tahun 80-an.
Ia bersama keluarganya kemudian dievakuasi menuju pertigaan.
"Setelah itu kami dipulangkan dengan menggunakan mobil bantuan," kata Enjang.
Melansir dari Kompas.com, proses evakuasi Enjang beserta rombongannya diwarnai dengan hujan dan kabut.