Daryono menyebutkan, pada Rabu dini hari terpantau banyak aktivitas petir di langit Malang dan sekitarnya.
Misalnya petir di Bangil (Kabupaten Pasuruan), Mojokerto, di Lawang sebelah utara (Kabupaten Malang), dan di Kota Malang.
Dia meminta agar masyarakat tidak perlu panik atau bahkan mengaitkan dentuman tersebut dengan hal supranatural.
Sementara itu dalam akun Twitternya Daryono menyebut fenomena ini sebagai thunderstorm.
"Akhirnya dengan tegas sampaikan bahwa dentuman di malang adalah thunderstorm" tulis Daryono di akun @DaryonoBMKG.
Melansir dari Surya Malang, ada tiga syarat terbentuknya badai petir atau thunderstorm.
Yakniuap air, ketakstabilan atau instabilitas udara dan mekanisme pengangkatan massa udara (lifting).
Udara dikatakan tak stabil jika ia terus naik ketika ada dorongan ke atas.
Suatu massa udara tidak stabil dicirikan oleh udara panas yang lembab di dekat permukaan dan udara dingin yang kering di atasnya.
Ketika parsel udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus (Cb) yang umumnya disebut badai guntur (Thunderstorm).