Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, tes PCR saliva adalah metode pengujian virus corona penyebab Covid-19 dengan menggunakan air liur.
"Dalam rangka mempercepat tes PCR kami sedang lakukan penelitian untuk ganti swab dengan saliva," ungkap Bambang dalam dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1/2021).
Menurut dia, pengetesan spesimen dengan metode saliva akan memakan durasi yang lebih cepat, sebab tak memerlukan ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti yang selama ini dilakukan dengan metode swab.
Di sisi lain, tes saliva juga akan lebih nyaman daripada swab.
Bambang mengatakan, metode saliva sudah diterapkan di sejumlah negara.
Ia beraharap, Indonesia bisa segera menerapkan tes saliva PCR sehingga test Covid-19 bisa dilakukan lebih cepat dan murah ketimbang swab PCR.
Melansir dari GridHealth.ID, Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Infectious Diseases menyatakan, virus SARS-CoV-2 dapat dideteksi pada air liur pasien.
Studi ini mengungkapkan bahwa jumlah virus dalam air liur berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit.
Serupa dengan penelitian dengan sampel hidung atau tenggorokan, laporan ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 masih dapat dideteksi dalam air liur selama 20 hari atau lebih setelah diagnosis awal.