"Enggak ada jalan lagi, apa lagi jalannya? Vaksin (untuk masyarakat) belum tersedia," katanya seperti yang dikutip dari Kompas.com, Senin (1/2).
Pasalnya, lanjut Slamet, meski mobilisasi orang-orang kini wajib disertai swab PCR namun hal ini tidak menjamin orang tersebut tidak terjangkit virus corona.
Sebab, jika swab PCR dilakukan hari ini, dan hasilnya negatif, seseorang masih bisa terinfeksi virus corona keesokan harinya.
Sehingga kemungkinan tertular virus corona selama di perjalanan masih ada.
"Ini kan penyakit kerumunan, penyakit mobilitas. Kalau itu (mobilitas) dihentikan, otomatis (jumlah penyebaran Covid-19) turun. Simple-nya begitu," terang Slamet.
Jika angka kematian dan infeksi Covid-19 masih tinggi, Slamet pun menyarankan pemerintah untuk memberlakukan PSBB ketat setidaknya selama satu bulan.
Meski begitu, Slamet paham jika PSBB ketat tentu akan membawa dampak di sektor ekonomi.
Ia pun menyerahkan pilihan kepada Presiden Jokowi untuk menyelamatkan yang mana terlebih dahulu, masyarakat atau ekonomi.