Bahkan di tahun 2018, Susi Pudjiastuti yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan ikut membersihkan sampah yang ada.
"Selama musim penghujan, sampah-sampah ini terus berdatangan."
"Saat air laut pasang, dia akan terempas ke pantai dan saat air surut baru bisa dibersihkan. Begitu saja terus, seolah-olah tidak ada habisnya," ungkap Wayan kembali menegaskan penyebab menumpuknya sampah.
Pria asli Banjar Berawa, Tibubeneng, Kuta Utara, Badung ini, membeberkan alasannya saat membagikan foto-foto itu supaya masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, terutama karena dampak negatif sampah terhadap dunia pariwisata.
Oleh karenanya, Wayan menilai permasalahan di atas bukan tanggung jawab satu orang saja.
Foto Susi Pudjiastuti saat ikut membersihkan sampah di tanggal 28 Oktober 2018.
"Kita semua harus bertanggung jawab, baik itu yang ada di pesisir pantai ataupun yang di mainland (di pegunungan), karena bisa saja awalnya sampah-sampah ini berada di pedalaman,
kemudian saat musim hujan dia hanyut ke selokan, parit, kemudian ke sungai, lalu ke laut," urainya.
Terlebih secara geografis, pesisir Pantai Kuta terletak di cekungan atau pinggang Pulau Bali.
Saat angin berembus dari barat, sampah-sampah tersebut yang kemungkinan selama ini terapung di lautan menjadi terdampar di sepanjang pantai.