Bagaimanapun, pengiriman vaksin kepada keluarga Kim Jong-Un dan pejabat tinggi Korea Utara dilakukan di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut.
Kim mengumumkan keadaan darurat pada Juli setelah hujan lebat melanda negara itu, menghancurkan ratusan rumah.
Banjir juga memicu kekhawatiran tentang pasokan makanan dan kerusakan tanaman, dan Palang Merah Korea Utara mengerahkan lebih dari 40.000 sukarelawan untuk membantu masyarakat.
Ada spekulasi bahwa China dapat memberikan dosis vaksin virus corona yang cukup untuk menyuntikkan seluruh populasi Korea Utara.
Doug Bandow, seorang rekan senior di lembaga pemikir kebijakan publik Cato Institute di AS, mengatakan pada 1945 bahwa populasi Korea Utara "sedikit menurun" dibandingkan dengan China.
“Pemerintah Xi dapat menjaga seluruh negara jika diinginkan," ucap Doug Bandow.
Keputusan untuk melakukannya juga akan menegaskan kedekatan baru dengan hubungan bilateral.
Korea Utara memang beberapa kali dilaporkan mencari data mengenai vaksin virus corona.
Misalnya pada Minggu lalu, seorang peretas Korea Utara mencoba mengakses sistem TI AstraZeneca, perusahaan farmasi Inggris yang terlibat dalam produksi vaksin virus korona Inggris yang akan datang, bersama Universitas Oxford.
Menurut Reuters, yang mengutip dua orang yang dekat dengan masalah tersebut, para peretas berusaha menyamar sebagai perekrut pekerjaan online.