Kekule mengatakan ketidaktahuan Italia akan virus, peringatan dari China yang lama, serta kurangnya tindakan pencegahan adalah penyebab pandemi global. Jika tidak, semestinya virus bisa dikendalikan.
Sebelumnya, penelitian yang dibuat Institut Kanker Italia menemukan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sudah ada di Italia sejak September 2019. Hal itu ditanggapi China sebagai bukti bahwa mereka tidak bersalah.
Melansir Kompas.com, 20 November 2020, penelitian itu berbasis pada analisis sampel darah dari 959 orang, diambil saat pemindaian kanker paru-paru antara September 2019 sampai Maret 2020.
Sejumlah peneliti menuturkan pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan pada jurnal tersebut. Profesor di Jurusan Sains Biologi Universitas Reading, Mark Pagel, mengatakan semua sampel yang dikumpulkan berstatus tanpa gejala dengan usia yang bervariasi antara 55 sampai 65 tahun dan perokok.
"Secara normal, ini adalah kelompok yang paling tinggi dan rentan terkena Covid-19. Karena itu sangat aneh mengapa sampelnya tanpa gejala," tuturnya.
3. Spanyol
Ahli virologi Spanyol menemukan jejak virus corona dalam sampel air limbah Barcelona pada Maret 2019.
Penelitian mereka menyiratkan Covid-19 mungkin muncul jauh lebih awal daripada yang diperkirakan.
Melansir Reuters, 27 Juni 2020, para peneliti dari tim Universitas Barcelona menjalankan tes pada sampel yang diambil dari Januari 2018 hingga Desember 2019.