Tentu saja ada kisah lain dari Akbar yang juga sangat mengharukan. Ia bertahun-tahun mencari ibunya sambil memulung sampah. Kemudian Akbar tidak lepas dari sarung dan Al Quran. Menurut Dedi, sikap-sikap Akbar ini patut diteladani.
Dedi pun mengundang Akbar ke kediamannya di Purwakarta, Kamis hari ini. Dedi memiliki sejumlah rencana bagi Akbar.
Pertama, Akbar bercita-cita ingin mendirikan pesantren. Dedi pun akan memberi ruang untuk memenuhi keinginan itu, yakni dengan memberi tugas mengajar ngaji pada anak-anak di Subang. Sambil mengaji, Akbar juga akan dididik lagi, terutama untuk pendalaman kitab-kitab kuning.
Dedi Mulyadi menangis saat telpon Akbar.
"Saya akan panggil guru untuk meningkatkan pendalaman kitab. Sebenarnya Akbar itu sudah bisa membaca dan memahami sejumlah kitab kuning, tapi perlu dididik kembali sehingga kualifikasinya meningkat," kata Dedi.
Selanjutnya, Dedi juga akan memberi pekerjaan kepada Akbar untuk mengelola bank sampah di Subang. Dedi mengaku dirinya memiliki bank sampah.
"Kan dia kerjanya pungut sampah. Itu tidak boleh hilang. Dia konsen pada sampah dan kelola sampah. Dia akan menjadi direktur bank sampah di Lembur Pakuan (Subang)," kata mantan bupati Purwakarta itu.
Selain itu, Dedi juga menyiapkan bantuan modal untuk orangtuanya Rp 10 juta. Sehingga ketika ditinggalkan Akbar, orangtuanya bisa menjadi wirausahawan.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Ghifari Akbar menjadi terkenal setelah fotonya sedang mengaji di sela berteduh di emperan toko viral di media sosial.