Mengutip Bloomberg, Gudang Garam mempekerjakan sekitar 32.000 pekerja dan melaporkan pendapatan 7,8 miliar dollar AS pada 2019.
Mayoritas kekayaan Tan berasal dari kepemilikan 76 persen saham produsen rokok Gudang Garam, menurut laporan tahunan perusahaan tahun 2019.
Tan Siok Tjien mewarisi kekayaannya dari mendiang suaminya, Surya Wonowidjojo, dan sahamnya dipegang melalui PT Suryaduta Investama dan Suryamitra Kusuma, menurut laporan tahunan perusahaan tahun 2019.
Baca Juga: Baru Rayakan 6 Tahun Pernikahan, Raffi Ahmad Malah Blak-blakan Minta Sosok Ini Jadi Istri Kedua
Saat ini, PT Suryaduta Investama menjadi pemegang saham terbesar GGRM sebesar 69,29 persen saham.
Diikuti pemegang saham publik yang menggenggam 24,45 persen saham. Serta PT Suryamitra Kusuma memiliki 6,26 persen saham GGRM.
Tan dan anak-anaknya mewarisi Gudang Garam setelah suaminya Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985.
Mengutip keterangan di Bloomberg Billionaire Index, Surya Wonowidjojo merupakan seorang imigran dari provinsi Fujian di China, dan memulai mendirikan Gudang Garam pada tahun 1958 dengan membuat rokok linting tangan dari tembakau dan rempah-rempah cengkeh asli Indonesia.
Rokok ini dikenal dengan sebutan kretek karena bunyi berderak yang dihasilkan dari bumbu wangi yang terbakar.
Ketika penjualan meningkat, keluarga tersebut membangun lebih banyak pabrik dan memperkenalkan kretek yang diproduksi dengan mesin sekitar dua dekade kemudian, mengubah Gudang Garam menjadi pembuat rokok terbesar di Indonesia.