Enceng Dedi (59), menceritakan bagaimana kembar Trena dan Treni bisa berpisah sekitar 20 tahun.
Enceng Dedi didampingi Trena di rumahnya
Itu diawali dengan berpindahnya ia dari Tasikmalaya mengikuti program transmigrasi di Darmais Bandung ke Provinsi Maluku tahun 1996.
Beberapa bulan di Maluku, istrinya almarhumah Enok Rohaenah melahirkan anak kembar perempuan tanggal 12 Desember 1996.
Si kakak diberi nama Euis Trena Mustika dan adiknya Elis Treni Mustika.
"Saat keduanya berusia beberapa bulan sering sakit. Kemudian ada nasihat dari orang tua bahwa Trena dan Treni harus dipisahkan, agar tidak sakit-sakitan," kata Enceng, yang ditemui di rumahnya di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Senin (19/10/2020).
Enceng dan Enok saat itu sepakat memisahkan Trena dan Treni demi kesehatan keduanya.
"Trena dititip ke orang Garut sedangkan Treni dititipkan kepada pasangan Pak Misranto dan Bu Rini," ujar Enceng.
Setahun berpisah, Enceng dan Enok masih bisa bertemu dengan Treni, sementara dengan Trena sering bertemu karena hanya dititipkan ke tetangga.
"Tahun 1999 kemudian terjadilah kerusuhan Maluku, yang membuat kami terpaksa harus kembali ke Tasikmalaya. Saat itu kami bisa membawa Trena, tapi Treni dibawa Pak Misranto," kata Enceng.