Korban Brittney Taylor dan pembunuhnya Tyquan Pearson.
Pearson mengatakan dia memanggil korban Brittney Taylor ke hotel untuk diajak berhubungan badan.
Tetapi begitu pacarnya datang ke Hotel, Pearson meninggalkan Brittney di kamarnya lalu menemui pacarnya.
Pearson juga mengatakan pada Brittney untuk menunggunya di kamar, sejak saat Pearson mengatakan dia tidak mengetahui keberadaan Brittney.
Namun polisi tidak percaya dengan pernyataan itu, alih-alih mendengarkan perkataan Pearson, polisi kemudian memeriksa barang bawaannya.
Begitu diselidiki, polisi terkejut menemukan salah satu kotak yang dibawa oleh Pearson berisi mayat Brittne yang sudah membusuk.
Polisi menangkap Pearson dan dijebloskan ke penjara atas tuduhan pembunuhan.
Selain menangkap Pearson polisi juga menemukan sebuah buku catatan yang diyakini miliki korban yakni Brittney Taylor.
Dalam buku itu polisi menemukan catatan daftar harga dan pelanggan yang dibuat oleh Brittney dengan biaya mencapai 6,5 juta dollar AS (Rp95 miliar)
Catatan itu membuat keluarganya semakin terpukul setelah mengathui kebenaran bahwa putrinya adalah seorang pelacur.