Padahal berdasarkan cerita korban di media sosial, ia melihat adanya bentuk kekerasan, di mana beberapa korban ada yang mengaku diikat kemudian dilakban.
"Bahkan ada juga yang tidak menggunakan jarik, jadi sebenarnya pengenaan label fetish jarik tidak tepat, karena ternyata tidak konsisten gitu. Persoalannya, yang jadi sumber pemuasan ke kebutuhannya itu adalah jariknya atau orangnya? Kalau orangnya, ini kan berarti sudah benda hidup ya, berarti kan kembali lagi dugaan fetish ini tidak dapat kita tegakkan," jelasnya.
Sehingga untuk menggali tentang penyebab itu, menurut Kasandra Putranto, pelakunya harus kita temukan dan kemudian diperiksa.
"Yang jelas, ada kemungkinan penyimpangan yang lain, yang bukan fetish," tuturnya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang diTribun Bogor dengan judul "Psikolog Forensik Ragu Gilang Alami Fetish Kain Jarik: Kemungkinan Ada Penyimpangan Lain"