Follow Us

Kedatangannya Jadi Tontonan Masyarakat, Perempuan Eropa Ini Kisahkan Pemburu Kepala Manusia Saat Jelajahi Kedalaman Borneo

None - Sabtu, 18 Juli 2020 | 14:00
 
Sosok Ida Laura Reyer Pfeiffer dalam busana melancong dari kain linen warna kelabu. Litografi karya Adolf Dauthage (1825–1883).
dolf Dauthage (1825–1883) via nationalgeographic.grid.id
dolf Dauthage (1825–1883) via nationalgeographic.grid.id

Sosok Ida Laura Reyer Pfeiffer dalam busana melancong dari kain linen warna kelabu. Litografi karya Adolf Dauthage (1825–1883).

“Saya mencoba mengangkat satu perhiasan itu, dan saya tak menduga bahwa beratnya sekitar empat kilogram.”

Pada hari yang sama, dia juga berkunjung ke tetangga desa Dayak tadi. Tidak banyak perbedaan soal tata busana mereka.

“Kecuali, saya punya kesenangan baru di sini,” ujarnya, “melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.”

Baca Juga: Sempat Bungkam, Artis Ini Akhirnya Angkat Bicara Soal Keputusannya untuk Melepas Hijab, Ternyata Alasan Besar Ini Jadi Pemicunya

Sibau Mobang, lelaki berusia sekitar 50-an tahun, kepala suku Dayak Tring yang mempunyai tradisi kanibal. Litografi dari The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881. Buku karya Carl Alfred Bock itu  berhias 37 litografi dan ilustrasi, umumnya tentang orang dan budaya Dayak.
Mahandis Yoanata Thamrin

Sibau Mobang, lelaki berusia sekitar 50-an tahun, kepala suku Dayak Tring yang mempunyai tradisi kanibal. Litografi dari 'The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881. Buku karya Carl Alfred Bock itu berhias 37 litografi dan ilustrasi, umumnya tentang orang dan budaya Dayak.

Kedua kenang-kenangan atas kemenangan perang itu baru diperoleh beberapa hari sebelumnya dan menampakkan pemandangan yang mengerikan.

Kepala itu nantinya diasap hingga dagingnya setengah matang, bibir dan telinga melayu.

“Kepala-kepala itu tetap dengan rambutnya,” demikian kisah Ida, “dan salah satu kepala itu bahkan matanya membelalak.”

Baca Juga: Catat Sekarang! Mulai Saat Ini Simpan dengan Cara Ini Jika Ingin Stok Tahu Dalam Jumlah Banyak, Dijamin Tidak Asam

“Melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.”

Mereka mengeluarkan trofi kepala itu dari keranjang, yang kemudian menggantungnya untuk memamerkan dengan rasa puas dan bangga kepada Ida.

Tradisi mengayau—berburu kepala musuh untuk dijadikan trofi—tampaknya telah menjadi bagian suku-suku pedalaman di Hindia.

Source : National Geographic

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular