Usus hewan kaki empat yang lebih dari empat jam belum dibersihkan tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
Tidak hanya itu, jeroan hewan kaki empat (termasuk kaki dua) juga tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
Meskipun kini dipercaya oleh umum bahwa kolesterol dan lemak jenuh dianggap penting dalam diet seimbang, namun konsumsi jeroan harus dalam jumlah yang sedang.
Seperti dilansir dari Medical News Today, USDA menyatakan bahwa lemak jenuh harus dibatasi hingga 10 persen atau kurang dari kalori individu.
Untuk orang dewasa yang perlu menurunkan kolesterol mereka, American Heart Association merekomendasikan bahwa lemak jenuh tidak boleh lebih dari 5 – 6 persen dari asupan kalori harian.
Mereka yang menderita gout juga harus menghindari makan jeroan, karena mengandung purin, molekul yang terkait dengan gout flare-up.
Lebih lanjut, bisa jadi ada kekhawatiran bahwa hewan tersebut telah terpapar racun dan pestisida yang memiliki toksisistas di jeroan mereka.
Maka penting untuk diingat bahwa walaupun jeroan, seperti hati dan ginjal, bertindak sebagai filter untuk racun yang masuk ke dalam tubuh, namun ini mengeluarkan racun dan tidak menyimpannya.
Juga sangat penting untuk mengetahui bagaimana hewan yang jeroannya dimakan itu dibesarkan sebelum disembelih.
Selain implikasi moral, jeroan yang diperoleh dari hewan yang stres dan teraniaya dapat menyebabkan semua jenis masalah.