"Saya akan mencoba, saya akan datang ke rumah sakit kalau diminta pemerintah. Saya akan menyedot Covid-19. Kalau saya tidak mati, berarti sudah tidak ada corona," ujar TM.
Bukan hanya itu, seniman Surabaya ini juga mengkritik penanganan corona yang dianggapnya hanya membuat panik masyarakat.
"Saya melihat petugas hanya berkeliling-keliling menghabiskan anggaran negara," ujarnya.
Seniman Cak Monyong asal Surabaya tantang hirup mulut pasien corona untuk buktikan Covid-19 sudah tidak ada lagi.
Mendapat banyak kecaman, TM kemudian diciduk Polda Jawa Timur untuk dimintai keterangan.
"Sampai hari ini masih berstatus saksi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (11/6/2020).
Dalam kasus ini, polisi juga melibatkan saksi ahli untuk menganalisis pernyataan TM di media sosial.
Untuk diketahui, Surabaya menjadi salah satu kota selain Jakarta dengan kasus virus corona terbesar di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi bahkan menyebut Surabaya bisa berpotensi jadi Wuhannya Indonesia.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni pada 27 Mei 2020 lalu.
Pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya ini mengatakan, transmisi penyebaran virus corona di Surabaya mencapai 1,6 persen pada waktu itu.