Follow Us

Duduki Kursi Presiden Selama 32 Tahun, Ternyata Soeharto Pernah Lakukan Misi Rahasia di Israel, Kirimkan Pasukan Pilihan Secara Diam-diam dengan Ancaman: Jika Gagal Tak Diakui Kewarganegaraannya di Depan Mata!

Septiana Hapsari - Minggu, 31 Mei 2020 | 05:30
 
Soeharto
ist
ist

Soeharto

GridPop.ID - Seperti yang kita tahu, Soeharto adalah presiden yang paling lama menjabat di Indonesia.

Soeharto berhasil duduki kursi presiden selama 32 tahun.

Menjabat selama 32 tahun, sudah banyak keberhasilan yang ia raih yang membuat rakyat hidup dengan teratur.

Namun, banyak hal-hal tidak terungkap tentangnya yang tidak ingin ia ketahui oleh masyarakatnya.

Soeharto tercatat pernah beberapa kali melakukan misi super rahasia yang dipercayakan kepada Benny Moerdani.

Baca Juga: Beredar Berbagai Rumor tentang Kematian Ibu Tien yang Menjadi Misteri Puluhan Tahun, Ajudan Pribadi Soeharto yang Jadi Saksi Detik-detik Wafatnya Istri Soeharto Itu Ungkap Fakta Sebenarnya: Itu Adalah Rumor dan Cerita Sangat Kejam!

Salah satu misi super rahasia Soeharto adalah pembelian 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk milik Israel pada 1979.

Melansir dari buku berjudul "Benny Moerdani Yang Belum Terungkap", berikut cerita misi super rahasia Soeharto.

Nama sandi misi super rahasia ini adalah Operasi Alpha, diambil dari huruf depan pesawat A-4E Skyhawk yang akan dibeli.

Pembelian pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk secara diam-diam ini dilakukan karena Indonesia saat itu tak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi dalam bukunya berjudul 'Loyalitas Tanpa Pamrih', menceritakan Benny Moerdani memberikan ancaman kepada para anggota yang ikut dalam misi super rahasia itu.

Baca Juga: Perkataannya Terbukti Benar! Ternyata Presiden Soeharto Sempat Ramalkan Nasib Indonesia di Tahun 2020 Pada Tahun 1995 Lalu, Begini Isi Prediksinya

Benny mengancam tidak akan mengakui kewarganegaraan mereka jika misi ini gagal.

"Yang ragu-ragu silahkan kembali sekarang" ucap Benny di dalam buku Ashadi Tjahjadi.

Misi super rahasia ini cukup merepotkan intelijen Indonesia karena harus mengirim tim mulai dari teknisi hingga pilot, tentunya dengan diam-diam.

Semua identitas prajurit yang dikirim dalam misi ini dibuang di laut Singapura.

Bahkan, untuk menjaga kerahasiaan, mereka menyebut Israel dengan Arizona (negara bagian AS).

Baca Juga: Kota yang Dipimpinnya Diprediksi Jadi Pusat Episentrum Baru Wabah Corona di Asia Tenggara, Wali Kota Surabaya yang Dikenal Tegas Kepergok Menangis Saat Dapat Bantuan Ini dari Pemerintah: Sekian Bulan Aku Nunggu Ini!

Djoko Poerwoko, salah satu anggota tim, dalam bukunya berjudul 'Menari di Angkasa', menceritakan bahwa awalnya mereka terbang ke Frankfurt, Jerman.

Setelah beberapa kali ganti pesawat, mereka tiba di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel.

Di sana, para pilot itu langsung digiring petugas tanpa sempat menyerahkan surat jalan.

"Betapa hebatnya agen rahasia Mossad (intelijen Israel) yang dapat cepat mengenali penumpang gelap tanpa paspor" kata Djoko dalam bukunya.

Misi super rahasia Operasi Alpha berakhir pada 20 Mei 1980.

Baca Juga: Ayahnya Orang Nomor 1 di Indonesia, Kahiyang Ayu Tak Sungkan Lakukan Hal Ini untuk ARTnya Saat Ulang Tahun hingga Jadi Sorotan, Apa Itu?

Tim ini kemudian pulang ke Indonesia melalui Washington.

Kemudian mereka ke Arizona, masuk ke pangkalan US Marine Corps.

Selama tiga hari mereka menjalani pelatihan versi Marine Corps, dan pada hari terakhir mereka diwajibkan berfoto dengan A-4E Skyhawk milik AS.

"Ini sebagai kamuflase intelijen" kata Djoko dalam bukunya.

Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan HUT ABRI, 5 Oktober 1980.

Baca Juga: Anaknya Jadi Cucu Politikus Kenamaan Tanah Air, Nikita Mirzani Berikan Syarat Wajib Bagi Pria yang Hendak Dekati Putri Semata Wayangnya: Gak Perlu Kaya, tapi Kalo Mau Belanja Milyaran Ada!

Selundupkan 2000 Senjata ke Afganistan

Di samping itu, Soeharto juga pernah memerintahkan misi rahasia lain yakni menyelundupkan 2000 senjata ke Afganistan.

Hal ini berawal saat pasukan Uni Soviet akan menduduki Afganistan, sehingga membuat Amerika Serikat yang sedang perang dingin pun mulai gusar.

Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang saat itu memang dekat dengan Amerika Serikat, lantas memutuskan untuk membantu.

Soeharto mengutus Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan, Benny Moerdani untuk bertemu dengan kepala intelijen Pakistan.

"Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afganistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afganistan" kata Marsekal Madya (Purn) Teddy Rusdy yang saat itu menemani Benny.

Baca Juga: Pernikahannya Disebut Settingan, Angel Lelga Beri Bantahan Tegas hingga Bongkar Momok Perceraiannya dengan Vicky Prasetyo: Saya Dibentengi Nggak Boleh Kemana-mana!

Lalu, disepakatilah operasi bersama yang diberi nama Babut Mabur atau permadani terbang.

Operasi ini untuk mengirimkan senjata-senjata sumbangan dari Uni Soviet yang diterima Indonesia saat Trikora, diserahkan kepada pejuang Afganistan.

Tentu saja atas persetujuan Presiden Soeharto.

Teddy Rusdy dalam buku biografinya yang berjudul "Think Ahead" menyebut senjata itu diangkut ke Jakarta dan disimpan di bandara Halim Perdanakusuma.

Baca Juga: Makin Berani Tunjukkan Kemesraan di Depan Publik, Rossa Untaikan Kata-kata Romantis di Ulang Tahun Afgan hingga Buatnya Malu dan Salah Tingkah: Love U Always!

"Waktu itu terkumpul 2000 pucuk senjata, cukup untuk dua batalion" kata Teddy.

Pekerjaan berikutnya, Teddy diperintah Benny untuk menghapus nomor seri senjata-senjata itu.

Baru pada Juli 1981, persiapan pengiriman mulai dilakukan.

Semua senjata dimasukkan ke peti dan diberi tanda palang merah.

Baca Juga: Heboh Operasi Plastik Berujung Maut, Dokter Hantu Ini Lakukan Praktik Ilegal hingga Garansi Pasien Tampil Kinclong dan Sempurna, Perhatikan Ciri-cirinya

Sebagai kamuflase, peralatan tempur ini dicampur dengan obat-obatan dan selimut.

Teddy juga ditugasi Benny mengantar peti-peti tersebut dengan kargo udara, memakai Boeing 707 milik Pelita Air.

Pesawat ini diawaki kapten Arifin, Andullah, dan Danur.

Seluruh aktivitas Teddy dipantau Benny dari Jakarta.

Baca Juga: Jadi Menu Favorit yang Gampang dan Disukai Segala Usia, Ternyata Mie Instan Miliki Sisi Gelap di Balik Rasanya yang Lezat: Berikan Efek Buruk Bagi Kesehatan, Waspadalah!

Benny juga meminta Teddy terus berkomunikasi menggunakan scrambler atau peralatan komunikasi milik intelijen.

Saat pesawat mendarat, intel Pakistan sudah siaga dengan membawa 20 truk .

Misi penyelundupan senjata pun sukses dan berhasil diterima oleh pejuang Afganistan.

Baca Juga: Dibuat Adem Panas Kesengsem dengan Pesona Mantan Pacar Luna Maya, Nikita Mirzani Akui Kepincut dengan Paras Tampan Ariel NOAH: Diam-diam tapi Auranya Beughh...

(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Misi Super Rahasia Soeharto di Israel, Benny Moerdani Ancam Tak Akui Kewarganegaraan Jika Gagal"

Source : Surya.co.id

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular