Erick melanjutkan, ia dan ketiga temannya bertanya berapa harga sekarung biji karet yang dibawa bapak tersebut.
"Pemikirannya waktu itu sekalian kasihan, sekalian bisa main biji karet seminggu enggak abis-abis kan, sekarung bagi empat," ujar Erick Thohir.
Akhirnya, Erick Thohir dan teman-temannya memecahkan celengan mereka untuk membeli sekarung biji karet.
"Dari beli sudah disimpan. Sudah tiga hari main sampai biru tangannya. Ya tiga hari main terus," tutur Erick Thohir tertawa.
Bosan bermain biji karet selama tiga hari, mereka menjual kembali sisa yang ada.
"Akhirnya waktu itu dekat rumah ada kayak pasar, sebelahnya ada SD lain, kita janjian pulang sekolah jual biji karet. Dengan harapan uangnya balik sedikit," kata Erick Thohir.
Tak disangka, dari berjualan biji karet itu menghasilkan keuntungan.
"Akhirnya uangnya dibagi (berempat), sisanya kita beliin siomay," ungkap Erick Thohir sambil tertawa kecil.
Tak berhenti sampai di situ, Erick Thohir rupanya sudah dicari ibunya karena sudah hampir Maghrib belum pulang ke rumah.
Beruntungnya, Erick Thohir tak dimarahi oleh sang ibu saat tahu anaknya berjualan biji karet. Sebaliknya, sang ibu malah tertawa.