Pembawa acara Sky's Outsiders, James Morrow mengatakan bahwa pemimpin diktator Kim Jong Un mungkin sedang melakukan manuver stalinis klasik untuk mengukur respons orang lain.
Kim dirumorkan menggunakan reaksi orang-orang selama ketidakmunculannya itu untuk 'membersihkan' orang-orang yang dicurigai olehnya.
Orang-orang tersebut, konon dianggap Kim ingin mengambil alih kekuasaannya.
Morrow menambahkan kalau rumor kematian Kim memang sangat dibesar-besarkan.
"Dia memutuskan untuk melakukan ini, bersembunyi, dan melihat bagaimana berbagai hal menghancurkan kebijaksanaan kekuasaan, dan melihat siapa yang mencoba mengambil alih kekuasaan pada saat dia mati," ungkap Morrow.
"Aku curiga kita akan segera melihat 'pembersihan' (di jajaran petinggi) di Korea Utara," imbuhnya.
Kemunculan Kim dirasa sebagai pukulan terhadap kredibilitas beberapa pembelot terkenal dari Korea Utara yang berspekulasi bahwa Kim menderita penyakit serius atau bahkan sudah mati.
Salah satu pembelot, Thae Yong Ho, adalah wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris, di mana dia mengelola dana rahasia untuk penguasa diktator itu.
Thae melarikan diri ke Korea Selatan pada 2016 dan merupakan salah satu dari pembelot-pembelot yang terpilih sebagai anggota parlemen bulan lalu.
Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih di parlemen, Ji Seong Ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa dia yakin 99 persen Kim telah meninggal setelah menjalani operasi kardiovaskular.