Follow Us

Terlilit Utang demi Borong Alutsista dari Rusia, Bung Karno Sempat Ngotot Keluarkan Kebijakan Kontroversial yang Bikin Banyak Orang Tercengang: Kalau Tidak Bisa Bayar, ya Kemplang Saja

None - Sabtu, 09 Mei 2020 | 19:05
 
Presiden pertama Indonesia, Soekarno
InfoBiografi.Com
InfoBiografi.Com

Presiden pertama Indonesia, Soekarno

Demi memenuhi Alpalhankam untuk peperangan saat itu pemenuhan kebutuhan alat pertahanan Indonesia lebih banyak memanfaatkan mekanisme kredit ekspor dan beli putus.

Dalam hal ini Indonesia hanya memanfaatkan peralatan pertahanan tersebut dan sangat tergantung dengan mekanik alat pertahanan dari negara produsen.

Sedikit sekali adanya mekanisme alih tekhnologi atau pengembangan bersama baik dengan industri pertahanan negara produsen maupun perusahaan strategis lainnya.

Namun, jika dilihat sejarahnya , Indonesia justru merupakan salah satu pelopor dari pemanfaatan mekanisme offset untuk pengadaan alat pertahanan.

Baca Juga: Detik-detik Terakhir Bung Karno Tak Dijenguk Hingga Tak Ditemani Fatmawati, Istri Pertama Presiden Hanya Bisa Pasrah saat Tahu Suaminya Bakal Tiada Hingga Beri Pesan Ini untuk Anak-anaknya

Karena telah melakukan modernisasi alat-alat pertahanan dari Uni Soviet untuk mengganti peralatan perang peninggalan Belanda dari era kolonialisme.

Misalnya, salah satu kebijakan offset yang dilaksanakan Indonesia terhadap Rusia adalah pengiriman SDM untuk pelatihan operasional menggunakan beragam alutsista di rusia, kebijakan pembayaran pembelian alutsista melalui kredit, dan lainnya.

Presiden Soekarno saat itu bahkan mengeluarkan kebijakan offset yang kontroversial terkait pembelian alutsista dari Rusia dalam jumlah besar melalui utang.

“Kalau tidak bisa bayar, ya kemplang saja”.

Baca Juga: Soekarno Berucap 'Beri Aku 10 Pemuda Niscaya akan Ku Guncangkan Dunia', Ahli Spiritual Sebut Anak Kelahiran Tahun 2000 Beraura Mahkota Emas yang Bakal Mendukung Indonesia Berjaya Setelah 100 Tahun Merdeka

Pada prinsipnya kebijakan offset demi pemenuhan kebutuhan alat pertahanan Indonesia pada era 1960-an lebih banyak memanfaatkan mekanisme kredit ekspor dan beli putus.

Dalam hal ini Indonesia hanya memanfaatkan peralatan pertahanan tersebut dan sangat tergantung dengan para mekanik alat pertahanan negara produsen.

Source : Intisari Online

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular