Juwariyah terlihat duduk lemas di atas kursi roda khusus sembari dipandu oleh seseorang berseragam APD hazmat.
Tangis dan air mata wanita ini pun tak tampak lantaran terbungkus masker 3M HN-59, face shield, dan hazmat suit.
Hazmat suit adalah seragam dekontaminasi tim medik dan paramedik bio-safety.
Ini semacam perlengkapan alat perlindungan diri (APD) berbahan impermeabel, dan anti air.
Nyaris tak ada wajah yang bisa dikenali di suasana pemakaman yang dimulai setelah buka puasa hari kelima Ramadhan itu.
Semua orang yang berada di radius 2 hingga 10 meter dari liang lahat bertampang seragam.
Sangat susah mengetahui mana jenis kelamin pria mana wanita.
Pakaian putih, biru, bermasker, pakai kaca pelindung muka (face shield), berkaos tangan, bersepatu boot, dan tak banyak bicara.
Namun dari sekitar 19 orang di radius lima meter dari liang lahat, ada seorang pria yang berseragam APD, namun mengenakan kopiah hitam.
Rupanya sosok tersebut adalah putra tertua almarhum, M Apriandy Syahrul.