Memang sepertinya antara Ibu dan Bapak telah ada suatu "perjanjian" meskipun aku tak tahu persis apa isi perjanjian itu.
Yang aku tahu persis, Ibu memang sama sekali tak mau bertemu muka dengan istri-istri Bapak.
Berzikir
Setibanya aku, kakak-kakakku dengan istri dan suaminya masing-masing di rumah sakit, tim dokter sedang berdiri mengerumuni tempat tidur Bapak.
Sementara aku dan kakak-kakakku belum diperbolehkan masuk ke kamar Bapak.
Setelah tim dokter meninggalkan Bapak, barulah aku masuk untuk melihat keadaan Bapak. Aku melihat Bapak mulai tidak sadar.
Sementara Ibu sendiri di Sriwijaya, begitu kami berangkat menuju rumah sakit, tidak henti-hentinya berzikir hingga akhirnya berita kematian Bapak sampai ke telinganya.
Hanya sesaat aku dan kakak-kakakku berada di kamar Bapak, lalu kami diminta dokter untuk meninggalkan kamar.
Namun tidak lama kemudian, karena keadaan Bapak semakin buruk kami diminta dokter untuk menunggui Bapak.
Di saat-saat terakhir menjelang kepergian Bapak itulah aku hanya bisa berdoa dan berdoa.
Fatmawati.