Follow Us

Cerita Pilu Ayah Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Kenang Hari Terakhir Anak Semata Wayangnya Hingga Tak Sempat Belikan Hadiah Ulang Tahun: Tumben Hari Itu Dia Merengek Minta Uang Jajan Dobel

Veronica S - Minggu, 23 Februari 2020 | 18:00
 
Evakuasi siswa SMP Negeri di Turi Sleman yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi, Jumat (21/2/2020)
(Dok.Pusdalops DIY)
(Dok.Pusdalops DIY)

Evakuasi siswa SMP Negeri di Turi Sleman yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi, Jumat (21/2/2020)

GridPop.ID - Para orang tua yang anaknya terhanyut di sungai karena insiden susur sungai di Turi, Sleman, tidak menyembunyikan kesedihannya.

Anak-anak mereka yang di hari tersebut seharusnya bersenang-senang dan belajar melalui kegiatan pramuka justru pulang dengan kondisi tak bernyawa.

Salah satu ayah dari korban insiden susur sungai SMPN 1 Turi mengungkapkan kenangan terakhirnya sebelum anak semata wayangnya meninggal.

Baca Juga: Idap Autoimun Hingga Inflamasi Kronis, Ashanty Ungkap Penyebab Dirinya 3 Kali Keguguran Selama Menikah dan Nyaris Terkena Stroke: Darahku Terlalu Kental

Diberitakan Tribun Jogja, warga dan para pemuda kampung Dadapan, Wonokerto, Turi, gotong royong memasang tenda di rumah duka untuk melepas jenazah Yasinta Bunga Maharani, satu korban insiden susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi, yang ditemukan Minggu (23/2/2020) pagi.

Sudah dua hari, sang ayah Suraji, menantikan kabar pasti tentang Yasinta, putri semata wayangnya yang baru saja genap berusia 12 Tahun, pada 12 Februari 2020.

Mengenakan baju kaus biru berbalut kemeja lurik, pria 61 tahun itu, duduk di kursi panjang ruang tunggu Puskesmas.

Baca Juga: Dulu Kakaknya Selalu Ada untuk Keluarga Meski Sibuk, Adik Ashraf Sinclair Kini Pikul Tanggung Jawab Almarhum: Saya Berjanji Akan Melakukan yang Terbaik untuk Menjaga Bunga dan Noah

Kacamata yang tersemat tidak cukup mampu menutupi raut cemas di wajahnya. Meski begitu, ia berusaha untuk tetap tenang.

Sementara istrinya dan beberapa kerabat yang juga berada di tempat yang sama, hilir mudik keluar dan masuk ruangan.

Kenyataan pahit yang mungkin akan terjadi, harus siap dihadapi. Namun, sekecil apapun itu, harapan tetap ia layangkan ke langit.

Sabtu pagi, selepas Salat Subuh, Suraji memutuskan untuk turun sendiri ke sungai. Menyusuri sepanjang aliran Sungai Sempor.

Source : Kompas.com Tribun Jogja

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular