Follow Us

Panji Petualang Dipanggil Lepaskan Ban di Leher Buaya Tapi Gagal, Pihak Berwenang Tak Tinggal Diam hingga Gelar Sayembara

None - Jumat, 07 Februari 2020 | 16:15
 
Seekor buaya muara dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20-9-2016) dan hingga kini berbagai pihak berusaha melepaskannya dari jeratan ban
AFP Photo/ ARFA

Seekor buaya muara dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20-9-2016) dan hingga kini berbagai pihak berusaha melepaskannya dari jeratan ban

Satgas ini dibentuk untuk melepaskan ban yang ada di leher buaya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Pangi BKSDA Sulawesi Tengah, Haruna sekaligus sebagai Ketua Satgas mengatakan, upaya melepaskan ban di leher buaya tidak akan menggunakan tembakan bius.

"Kami menggunakan harpun (sejenis tombak). Cuma kendala ombak besar dan buayanya timbul tenggelam, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sehingga menyulitkan teman - teman menggunakan alat itu," kata Haruna.

Baca Juga: Sempat Jadi Santri, Terungkap Masa Lalu Nikita Mirzani yang Pernah Jadi Finalis Take Me Out Indonesia, Intip Penampilan Jadulnya Bikin Melongo!

Harpun yang digunakan BKSDA dibuat lebih aman dan tidak mematikan.

Harpun lebih aman ketimbang tembakan bius.

Bius lebih beresiko, karena ketika terkena tembakan bius buaya akan kaget dan masuk ke dalam air.

"Kalau sudah masuk ke dalam air tim kita akan mengalami kesulitan untuk mengambil buaya berkalung ban, karena banyak juga buaya lain di sungai Palu itu. Dan dipastikan buaya berkalung ban bisa mati," kata Rino salah satu tim Satgas buaya berkalung ban, Jumat (7/2/2020)

Populasi

Pasca bencana alam, BKSDA belum mendata kembali soal populasi buaya yang ada di sungai Palu.

Namun, sebelum gempa pada September 2018, tercatat buaya di sungai Palu ada 37 ekor.

Saat ini diperkirakan jumlahnya semakin bertambah.

Source : kompas

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular