Niat hati ingin langsung bertanya tapi tak jadi karena NM berpikir tanggal pernikahannya semakin dekat. NM pun merasa ketakutan dan gelisah
"Setiap ingat wajah dia aku langsung ketakutan," ujarnya.
Namun, NM berusaha untuk menampik segala prasangkanya hingga pernikahan itu benar-benar terlaksana.
Hingga hari ketiga pernikahan, semua berjalan dengan normal. Keduanya pun masih sama-sama mengambil cuti dan menikmati waktu-waktu berdua di rumah.
Namun, di hari keempat, NM menceritakan, sang suami berkunjung ke rumah temannya dan pulang larut malam. Suaminya pun langsung tidur dan seolah menjauhinya.
Hingga akhirnya di hari kelima, suami NM tiba-tiba mengatakan akan berangkat kerja, padahal jadwal cutinya belum habis.
"Padahal hari itu juga adalah peringatan 'sepasaran', kata orang Jawa,"
"Jadi sebelum sepasar si pengantin nggak boleh kerja dulu," sambungnya.
Kemudian, sang suami tiba-tiba mengabari akan tidur di rumah orang tuanya. Merasa aneh, NM pun memilih menyusul suaminya dengan membawakan banyak makanan.
Namun, NM justru mendapat perlakuan sebaliknya. Sikap keluarga suaminya sangat berbeda dengan sikap mereka sebelum NM menikah.