"Suami saya pendapatannya Rp 900.000 per bulan. Kalau tidak menabung bisa tidak punya biaya untuk lahiran. Tapi, karena pas-pasan jadi nabungnya uang receh, sisa-sisa belanja dapur," ungkap Riska seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Diakui Riska, uang tersebut sudah dikumpulkannya selama ia mengandung 9 bulan.
Selama sembilan bulan menabung di celengan kaleng, terkumpul Rp 800.000 lebih dalam bentuk uang koin pecahan Rp 1.000 dan Rp 500.
"Namun, yang pecahan Rp 500 yang jumlahnya Rp 300.000 terpakai untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau biaya ke puskesmasnya sendiri Rp 1.450.000," ucap Riska.
Sepanjang perjalanan menuju puskesmas, ia takut jika nanti uang koinnya tidak diterima oleh pihak puskesmas.
"Niatnya, uang itu mau ditukarkan dulu. Tapi, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas. Alhamdulilah, mereka mau menerimanya," ujar dia.
Riska melakukan persalinan normal di Puskesmas Cilaku Jumat (10/01/2020) di Puskesmas Cilaku.
Pihak puskesmas sendiri mengembalikan uang koin sebesar Rp 500.000 dengan alasan sebagai bentuk apresiasi atas kegigihan mereka untuk mempersiapkan biaya persalinan.
"Kalau uang Rp 200.000 yang kita kasih itu, hanya bentuk kadeudeuh saja," ujar Kordinator Bidan Puskesmas Cilaku, Dida.
Dikatakan, pasien yang membayar biaya pelayanan kesehatan dengan uang koin baru kali pertama terjadi di Puskesmas Cilaku.