Follow Us

Sering Dapat Ancaman Setelah Duduk di Kursi Menteri, Erick Thohir Akui Lebih Enak Jadi Pengusaha Ketimbang Jadi Menteri: Bisa Lebih Bebas

Veronica S - Jumat, 17 Januari 2020 | 15:45
 
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
instagram /@erickthohir
instagram /@erickthohir

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

GridPop.ID - Kiprah Erick Thohir setelah menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sering menjadi sorotan.

Bagaimana tidak, Erick Thohir tak segan mengambil aksi-aksi berani, salah satunya memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara yang terseret kasus penyelundupan Harley.

Tak berhenti di situ saja, Erick Thohir kini masih berencana akan menutup perusahan BUMN yang dianggapnya tidak jelas.

Baca Juga: Ditolak Warga Setempat Karena Miskin dan Tak Punya Uang, Pria Ini Luntang Lantung Cari Pemakaman Sambil Gendong Jasad Bayinya

Di balik sikapnya yang tegas dan berani itu, ternyata Erick Thohir mengaku sering mendapatkan ancaman setelah menduduki kursi menteri.

Terlebih lagi, setelah adanya permasalahan di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).

"(Ancaman sudah menjadi) makanan sehari-hari, apalagi ada (kasus) Jiwasraya dan Asabri," ujar Erick dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (17/1/2020), dikutip via Kompas.com.

Baca Juga: Curiga Punya Selingkuhan, Iis Dahlia Pernah Sidak Suaminya di Kamar Hotel hingga Akui Merasa Bangga Jadi Wonder Women: Dia Harusnya Beruntung Punya Bini Kayak Gue

Kendati demikian, Erick tak mau merinci apa bentuk ancaman yang dia terima setelah menjabat sebagai menteri.

Dia hany mengatakan, ancaman yang didapat dirinya tak menyurutkan langkahnya untuk memperbaiki BUMN.

"Tapi kita lillahi ta'ala saja, kerja yang terbaik saja," kata Erick.

Mantan pemilik klun sepak bola Inter Milan itu pun mengaku lebih senang menjadi seorang pengusaha ketimbang menjadi menteri.

Baca Juga: Terlibat Adu Mulut hingga Saling Dorong, Lucinta Luna Ngamuk Tak Terima Dirinya Disebut Operasi Kelamin Oleh Barbie Kumalasari: Itu Maksudnya Apa?

"(Lebih enak jadi) pengusaha. (Jadi pengusaha) bisa lebih bebas," ucap dia.

Sementara itu, Erick juga berencana ingin menutup atau menggabungkan perusahaan-perusahaan plat merah yak tak menguntungkan.

Sebab, saat ini Erick merasa perusahaan BUMN terlalu banyak. Tak hanya itu, ada beberapa perusahaan plat merah yang tak sesuai core bisnisnya.

Baca Juga: Dulu Hidup Susah Hingga Jadi Kuli Bangunan, Kini Artis Ini Jadi Pengusaha Hingga Miliki Tanah Ribuan Meter, Nasibnya Tak Disangka-sangka

"Kalau perusahan-perusahaan enggak jelas, lebih baik dimerger atau dilikuidasi," ujar Erick di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Saat ini, lanjut Erick, dirinya masih menunggu restu dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menata perusahaan-perusahaan BUMN.

"Kita sedang menunggu peraturan yang akan diputuskan Menteri Keuangan bersama Presiden bahwa kita sebagai yang mengelola aset boleh diberi hak memerger dan menutup," kata Erick.

Erick menambahkan, saat ini jumlah perusahaan BUMN ada 142. Jumlah tersebut belum termasuk anak cucu usaha perusahaan BUMN.

Baca Juga: Heran Lihat Barang Milik Thalia dan Thania di Kamar Putra Sulung, Alasan Betrand Peto Sukses Bikin Ruben Onsu Terenyuh, Kenapa?

Mantan Ketua Inasgoc itu pun berseloroh, karena banyaknya perusahaan BUMN, dia sampai tak ingat nama-nama jajaran direksinya.

"Karena imposible siapapun menterinya memanage 100 perusahaan, kalau background entrepeneur paling kita juga inget direksi kita jumlahnya 8 sampai 12," ucap dia. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular