Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan awan lentikuleris dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin.
Fenomena ini disebutnya wajar terjadi di gunung namun juga bisa terjadi di dataran luas.
"Di gunung terdapat sebuah mekanisme yang disebut gelombang gunung, salah satu tandanya adalah awan lentikuler," ujarnya Sabtu (4/1/2020).
Agie mengatakan fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.
Namun yang perlu diwaspadai suhu udara yang menjadi lebih dingin karena suhu dingin adalah pendukung pembentukan awan lentikular.
Bukan pertama kali terjadi
Fenomena alam yang terbilang indah namun mengerikan ini bukan kali pertama terjadi di gunung daerah Indonesia.
Fenomena awan lentikular tersebut juga pernah terjadi pada bulan Oktober 2019.
Uniknya, fenomena alam tersebut terjadi serentak pada empat gunung di Jawa Tengah.
Dikutip dari Kompas.com (7/10/2019), potret fenomena alam tersebut diunggah kun Twitter Merapi News, @merapi_news yang mengunggah empat foto gunung bertopi awan, yakni Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Arjuno, dan Gunung Merbabu.