"Sementara Meira dan dua anak gue, tanpananny, tanpa ART, tinggal di Bali yang akhirnya bikin gue bolak balik Jakarta-Bali," imbuhnya.
"Jadi dia merasa kayakleft out. Baru lahiran, masih gendut, masih jelek, masih gak karuan, dan itu bikin rumah tangga kita melalui ujian yang berat banget," sambungnya.
"Tapi ya gara-gara ujian itu,long story shortakhirnya lahirlah buku Imperfect," tandasnya.
Diakui Boy, ia cukup terkejut menyadari Ernest memiliki istri yang tidak berasal dari keturunan Tionghoa sepertinya.
Ia pun menyebut hubungan Ernest dan Meira unik, "You're relationship is unique".
"Unik ya? Kita beda suku memang. Ada sejarahnya kenapa istri gue pribumi dan itu berhubungan sama masa kecil gue yang sering di-bully," ucap Ernest.
Rupanya, sebagai pria keturunan Tionghoa dan karena dianggap berbeda, Ernest sering jadi korbanbully-ing sejak kecil.
Hal itu membuat Ernest bercita-cita menikahi perempuan yang tidak satu ras dengannya agar anak mereka kelak tidak mengalamibully-ing sepertinya.
"Bully-ing di sekolah gitu, biasa.You knowlah kayak dipanggil sipit, Cina, gitu-gitu kan," kenangnya.
"Gue mikirnya, gue gak mau anak gue nanti mengalami hal yang sama kayak gue. Itu kenapa sejak SMA gue bercita-cita cari istri orang pribumi," jelasnya.