Selain tuntutan itu, gadis yang meniti karir senam sejak kelas 4 SD itu juga meminta adanya rehabilitasi. Dia meminta namanya diperbaiki.
Tudingan soal virginitas yang dialamatkan padanya itu telah membuat hidupnya terbebani. SAS mengaku kini dia harus menanggung rasa yang membuatnya putus asa.
Padahal, soal keperawanan itu, menurut SAS, pihak pelatih tidak pernah melakukan pemeriksaan secara medis. Sehingga dia sangat menyayangkan munculnya tudingan itu.
"Padahal (di mess) tidak ada tes (keperawanan) sama sekali, " ungkap SAS.
Atas rasa malu itu, bahkan membuatnya ingin pindah dari sekolah dan juga membuatnya menghentikan karirnya di dunia senam. (*)