Follow Us

Miliki Paras Cantik Bak Super Model, Ternyata Wanita Ini Sosok Sniper Jitu yang Paling Diburu Pejuang ISIS, Kepalanya Dihargai Rp 14 Miliar!

Andriana Oky - Kamis, 14 November 2019 | 08:51
 
Joanna Palani, sniper cantik yang diburu ISIS
Kolase The Times
Kolase The Times

Joanna Palani, sniper cantik yang diburu ISIS

GridPop.ID - Parasnya yang cantik bak seorang model bisa membuat siapa saja jatuh hati melihatnya.

Namun, siapa sangka di balik kecantikkannya ia memiliki kemampuan yang luar biasa.

Bahkan kemampuannya ditakuti oleh pasukan sekelas ISIS.

Ya, dia adalah Joanna Palani.

Sosok wanita cantik yang memiliki kemampuan sebagai seorang sniper.

Baca Juga: Tak Hanya Terpapar ISIS, Pelaku Penusukan Wiranto Ternyata Sudah Lama Jadi Incaran Polisi Namun Belum Bisa Ditangkap karena Hal Ini

Nama Joanna Palani memang tak begitu terkenal di kalangan masyarakat biasa.

Namun, di dunia kemiliteran, namanya cukup terkenal.

Mengutip Grid.ID dalam berita sebelumnya, Joanna Palani adalah seorang sniper atau penembak jitu asal Denmark.

Ia bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YJP) dalam upaya melawan organisasi ISIS.

Palani dikenal karena kisahnya yang terlibat secara langsung dalam peperangan melawan ISIS di Suriah.

Baca Juga: Terungkap Identitas Pelaku Penusukan Menko Polhukam Wiranto, Warga Baru yang Punya Bisnis Online hingga Terpapar Paham ISIS

Dilansir dari laman Dailymail, perempuan yang dijuluki Lady Death ini mengakui dirinya telah membunuh 100 orang anggota ISIS.

Atas aksinya tersebut, Palani menjadi salah satu sniper yang paling diincar oleh pejuang ISIS.

Bahkan, kepalanya dihargai hingga 1 juta Dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar oleh ISIS bagi siapa saja yang bisa menangkapnya.

Dikutip dari Kompas.com, Kalani adalah seorang gadis yang lahir di kamp pengungsuan di Gurun Ramadi, Irak.

Ia lahir saat terjadi Perang Teluk 1993.

Saat usianya 3 tahun, ia bermigran ke Denmark, Belanda.

Baca Juga: Tiga Hari Ditahan Tanpa Makan dan Air, Budak Seks ISIS Akui Tak Sengaja Menyantap Balitanya yang Disajikan dengan Sepiring Nasi

Gadis blasetran Iran-Kurdi ini harus meninggalkan Iran Kurdistan karena alasan politik dan kebudayaan kala itu.

Joanna Palani
Peter Summers SWNS.com for MailOnline (screenshoot)
Peter Summers SWNS.com for MailOnline (screenshoot)

Joanna Palani

Pada 2014, wanita cantik ini keluar dari bangku kuliahnya, dan mulai melakukan perjalanan ke Suriah di usianya yang masih terbilang muda, 21 tahun.

Mewarisi darah pejuang dari kakek dan ayahnya membuat Palani terdorong untuk memulai revolusi melalui aksi militan.

Baca Juga: 3 Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Sukoharjo, Diduga Terpengaruh Pengaruh ISIS dan Pernah Hilang Secara Misterius

Palani menceritakan awal perjalanannya, bagaimana ia berlatih sebelum terjun ke garda terdepan untuk melawan ISIS.

"Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasak kekuatan dari sebuah senjata. Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya."

"Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu. Saya ingin menjadi lebih baik," jelas Palani seperti dikutip Grid.ID dari Dailymail.

Palani menjelaskan bahwa dirinya sangat menyukai proses pelatihannya di kamp.

Baca Juga: Bikin Haru, Kasih Sayang Karenina Sunny kepada Steve Emmanuel yang Terancam Vonis Mati: Apa yang Saya Makan Disisakan untuk Kakak

Joanna Palani
instagram.com/ @joannajoliepalani
instagram.com/ @joannajoliepalani

Joanna Palani

"Saya sangat menyukai pelatihan saya. Itu mengingatkan saya pada sosok Lyuda (Pavlichenko) Lady Death dari Tentara Merah Rusia," jelas Palani seperti yang dikutip dari laman Dailymail.

Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko adalah seorang penembak Soviet dalam Tentara Merah pada Perang Dunia II, yang dikenal karena membunuh 309 orang.

Ia dianggap sebagai salah satu penembak militer papan atas sepanjang masa dan penempak perempuan tersukses dalam sejarah.

Baca Juga: Jadi Target Operasi ISIS, Kate Middleton Tetap Tampil Percaya Diri Saat Kunjungi Komunitas Perkebunan di London Utara

Darah Palani selalu mendidih setiap kali mendengar berita pejuang ISIS memperlakukan buruk anak-anak dan perempuan.

Selama di Timur Tengah, Palani adalah bagian dari pasukan yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran.

"Saya adalah seorang penembak jitu. Saya suka menggunakan otak dan tubuh saya untuk fokus pada misi saya," ungkap Joanna dengan bangga.

Baca Juga: Jadi Target Operasi ISIS, Kate Middleton Tetap Tampil Percaya Diri Saat Kunjungi Komunitas Perkebunan di London Utara

"Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah," tambahnya.

Dia juga dilaporkan memerangi pemerintahan rezim Bashar al-Assad di Suriah. (*)

Source : Grid.ID dailymail.co

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular